Diberdayakan oleh Blogger.

WELCOME TO MY BLOG

pemain PSM rasakan Sentuhan Fabio Capello

PSM Makassar - Fabio Capello, siapa yang tidak kenal. Pelatih/Timnas Inggris. Sebelum membesut Timnas negeri Pangeran Charles tersebut, Fabio banyak berkiprah di club-club besar Liga Eropa. Sebutlah misalnya, Real Madrid, Juventus dan AC Milan. Club terakhir di atas, yakni AC Milan telah diberinya banyak gelar dan prestasi. Di balik gelar dan club besar AC Milan, seorang pria asal Belanda menjadi salah satu asisten magang Fabio Capello. Dia adalah, Wilhelmus Gerardus Rijsbergen yang saat ini tengah meracik dan melatih anak-anak PSM Makassar. Wilhelmus, yang kemudian disapa Coach Wim adalah satu-satunya pelatih di Indonesia yang memiliki sertifikat kepelatihan dari FIFA. Jadi, sangatlah beruntung anak-anak PSM digembleng olah pelatih bertaraf international dan pernah berguru di AC Milan melalui Fabio Capello. Setidaknya, sentuhan Fabio Capello telah dirasakan oleh Diva Tarkaz cs melalui tangan dingin coach Wim.

Sebelum menjajal sebagai pelatih, Wim tercatat sebagai pemain Feyenoord Rotterdam. Selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 1974-1978 Wim merasakan sentuhan pelatih terkenal dunia saat itu, Rinus Mechels. Tahun 1974, Wim mengawali debutnya bersama Timnas dam dipercaya sebagai pengawal pertahanan Belanda. Total Wim memperkuat Timnas Belanda sebanyak 28 kali. "Sampai sekarang saja, orang masih berbicara tahun 1974 dan 1978 padahal sudah lama berlalu" Seperti ini kata Wim yang kami kutip dari Radio Nedherlands Worlwide. Wim Bersama Johan Cruijff pernah bahu membahu memperkuat Timnas Belanda melawan Jerman Barat di Final Piala Dunia tahun 1974, di mana untuk pertamakalinya Belanda tampil sebagai finalis Piala Dunia.

Wim lahir di Leiden 18 januari 1952. Ia memulai karier sepeka bolanya lewat klub Leiden Roodenburg dan mulai berkembang sejak masuk ke club PEC Zwolle lalu bergabung ke klub Rotterdam, Feyenoord. Selain itu Wim kemudian beralih ke League Soccer  untuk New York Cosmos. Wim mengakhiri kariernya sebagai sepak bola di club FC Utrecht tahun 1986.

Sejak mundur sebagai pemain, Rijsbergem kemudian menjadi pelatih sepak bola. Wim pertamakali menangani FC Groningen, NAC Breda dan beberapakali muncul sebagai pengamat sepak bola terpopuler di negeri Belanda: Studio Sport. Prestasi puncak kepelatihannya saat saat menjadi asisten pelatih RImnas Trinidad Tobago. Bersama pelatih Leo Beenkhaker sukses membawa keseblasan negeri kecil di Afrika tersebut lolos ke putaran akhir Piala Dunia 2006. Bahkan saat Lee Beenhakker mengundurkan diri, PSSI-nya Trinidad-Tobago menunjuk Wim sebagai pelatih kepala. 

Prestasi menukangi Timnas hingga ke Piala Dunia, pernah mengenyam sentuhan pendidikan kepelatihan dari Fabio Capello, tercatat sebagai pemain Timnas Belanda selama empat tahun dan merasakan atmosfer Piala Dunia dan Piala Eropa tentu tidaklah mudah mendatangkan pelatih bertaraf internasional ini ke Makassar untuk melatih anak-anak PSM Makassar. Bahkan seandainya PSM mengandalkan APBD pun, sudah dapat dipastikan PSM bakalan tidak sanggup untuk mengontraknya.Beruntunglah PSM beralih bergabung bersama konsorsium Liga Primer Indonesia sehingga anak-anak PSM kini merasakan sentuhan pelatih berlisensi FIFA.

Empat bulan Wim menukangi PSM Makassar. Awalnya masyarakat menaruh harapan besar kepada Wim untuk mengangkat prestasi PSM di kancah LPI. Namun selama tiga bulan terakhir, prestasi anak-anak PSM justru pasang surut. Bahkan pernah kalah telak di kandang sendiri. Wim, tak tinggal diam. Wim mengolah otak, mengasah terus anak asuhannya hingga mempelajari karakter dan talenta para anak didiknya. Beberapakali Wim mengeluhkan soal SDM para anak buahnya. Wajar saja, tiliklah umumnya anak-anak pemain PSM mengenyam pendidikan hingga SMU bahkan sebagian berasal dari kampung dan non club. Itu pulalah sebabnya, saat pertamakali menukangi PSM, Wim beberapakali menggunakan kedua tangannya untuk menunjuk kepalanya sambil berteriak, "pakai otak" kata Wim. 
Wim kesal karena terlalu banyak pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan oleh anak buahnya saat pertandingan berlangsung. Namun seiring waktu, Wim rupanya sudah mengetahui karakter dan talenta anak asuhnya. Pemain yang dulunya hanya mengandalkan semangat dan tenaga kini perlahan-lahan beralih ke permainan teknik menggunakan akal. Seiring itu pula, Wim paham akan karakter orang-orang Bugis Makassar sehingga menemukan dan menciptakan sendiri strategi yang dilakoni oleh anak-anak PSM. Wim sadar, bahwa tidak akan mungkin mendapatkan pemain seperti yang ia idamkan layaknya pemain berteknik tinggi dan berkualitas eropa. Perlahan tapi pasti, wim membentuk karakter dan memberikan pemahaman tentang sepak bola dunia kepada anak buahnya. Dan alhasil, anak-anak PSM memperlihatkan permainan berkelas dunia yang mengandalkan otak dan kecerdikan. Anak-anak PSM pun sudah beradaptasi dan memahami kehendak coach Wim sehingga yang nampak adalah visi bermain PSM. "saya sangat senang malam ini, karena anak-anak mengikuti instruksi yang saya berikan. Dan inilah hasilnya selama empat bulan, anak-anak bersungguh-sunggu menjalani latihan", ungkap Wilhelmus Gerardus Rijsbergen.

(psmmakassar.or.id)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar