Diberdayakan oleh Blogger.

WELCOME TO MY BLOG

Pintar dalam Memilih Rumput untuk Lapangan Futsal

Bagi Anda pemilik bisnis lapangan futsal dan bingung memilih rumput futsal yang baik dan cocok sebaiknya baca kiat berikut ini :
  • Sesuaikan budget Anda dengan pemilihan jenis rumput karena rumput futsal di bagi dua yaitu rumput sintetis dan matras karet / karpet futsal.
  • Gunakan rumput sintetis jika Anda memiliki uang lebih karena rumput sintetis lebih baik dan berkualitas ketimbang karpet futsal.
  • Perawatan untuk rumput sintetis juga lebih mudah dan murah ketimbang karpet futsal.
  • Jika Anda memilih untuk menabung dahulu pilihan yang kedua adalah menggunakan karpet futsal atau matras karet.
  • Kelebihan karpet futsal adalah harga lebih murah.
Perawatan karpet futsal dapat dikatakan dengan lebih mahal ketimbang rumput sintetis

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengenal lebih dekat M. Rahmat 77


"Berjalanlah walau habis terang, ambil cahaya cinta kuterangi jalanmu," dendang M. Rahmat, menirukan penyanyi idolanya, Ariel Peterpan. Striker muda PSM ini memang menyukai lagu-lagu ciptataan Ariel, terutama yang berjudul Walau Habis Terang tersebut.
"Kata-katanya saya suka. Mengajarkan orang agar tidak mudah putus asa," katanya, saat ditemui di mes pemain PSM di Kompleks IDI, Pettarani, Makassar, Sabtu (28/5) siang.
Ya, kendati gagal menembus seleksi Timnas U-23 proyeksi SEA Games XXVI, M. Rahmat tidak patah arang. Baginya, kalau sudah jodoh, baju dengan lambang Garuda di dada itu kelak pasti melekat di tubuhnya. "Setiap pemain pasti punya mimpi sama: masuk timnas. Ya, mungkin sekarang bukan jodoh saya," tutur tandem Andi Oddang di lini depan skuad Juku Eja ini.
M. Rahmat juga masuk daftar pemain seleksi timnas senior yang ditangani Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal, tahun lalu. Tapi, karena PSM main di Liga Primer Indonesia (LPI), kesempatan berkostum Merah Putih itu pun hilang.
Tak pernah masuk sekolah sepakbola (SSB) sebagaimana pemain besar lainnya, bakat M. Rahmat baru benar-benar terasah selama mengikuti audisi My Team yang digagas salah satu televisi swasta nasional pada 2007. My Team ditangani trio pelatih senior Anjas Asmara, Ipong Silalahi, dan Ronny Patinasarani. Dari sana M. Rahmat mengaku mendapatkan banyak tambahan ilmu cara bermain bola yang benar.
M. Rahmat juga menyimpan memori buruk dengan audisi yang akhirnya sukses melahirkan sejumlah pemain profesional itu. Yakni ketika skuad My Team dihajar 7-0 oleh Timnas U-23 dalam laga persahabatan di Gelora Senayan, Jakarta. "Malu sekali kalah sebesar  itu," katanya sambil geleng-geleng kepala. M. Rahmat menduga, hal itu terjadi karena pasukan My Team baru seminggu terbentuk. Waktunya lebih banyak habis untuk proses seleksi.
Masa Kecil dan My Team
Lahir di Desa Bontokadatto, Takalar, Sulawesi  Selatan, 28 Mei 1988, masa kanak-kanak M. Rahmat dihabiskan dengan main bola di lapangan depan rumahnya. Itu dilakukan setiap sore bersama teman-temannya, tanpa sedikitpun bayangan kelak bakal jadi pemain profesional. "Saya nggak pernah masuk SSB seperti yang dilakukan pemain-pemain lainnya. Saya baru masuk klub saat kelas tiga SMA, namanya Bina Asih, di Makassar juga," kisah pria berambut ikal ini.
Tapi, sejak SD hingga SMP, dia sudah rutin mengikuti pertandingan antarsekolah. “Nasib baik” pemilik nomor punggung 77 ini datang pada 2007 lewat audisi My Team. Dari ribuan pemain muda Makassar yang mengikuti seleksi, Rahmat termasuk dalam 10 orang yang terpilih.
Akhirnya, dia pun berangkat ke Jakarta, berkumpul dengan wakil-wakil pemain dari seluruh Indonesia. "Setiap minggu ada yang tereleminasi hingga tinggal 23 orang," ungkapnya.
Seperti halnya M. Rahmat, beberapa pemain eks My Team saat ini memperkuat klub-klub Liga Primer Indonesia (LPI) maupun liga lain. Sebut saja kiper muda Vydelis Clementer Xilvenos (PSM), Absor Fauzi (Persiba), serta Wirya Kumandra (Jakarta FC). "Banyak hal yang saya dapat dari sana. Mulai cara menempa fisik, taktik, meningkatkan skill, sampai soal gizi makanan," beber pengagum Cristiano Ronaldo dan Filippo Inzaghi ini.
Kata M. Rahmat, kekalahan 0-7 dari Timnas U-23 dalam laga persahabatan memberi pelajaran bahwa tim yang kuat tidak mungkin dibentuk dalam waktu singkat. Apalagi cuma seminggu latihan bersama. Di sisi lain, dia mengakui My Team memang kalah kelas dibanding pasukan muda Merah Putih tersebut.
Gabung PSM 
Lepas dari My Team, masih pada 2007, M. Rahmat lolos seleksi tim U-21 PSM yang ditangani Hanafing. "Dia juga yang mempromosikan saya ke tim senior PSM. Kalau nggak salah, saya masuk tim senior Juni 2008, saat PSM ditangani Raja Isa dan Hanafing," kenangnya.
Jujur, bermain dengan nama-nama beken macam Samsul Chaerudin, Hamdi Hamzah, atau striker asal Chili, Christian Charrasco, membuat M. Rahmat canggung. "Mulanya seperti itu, namanya saja pemain baru. Tapi, saya harus segera beradaptasi. Karena sebagai pemain depan, saya jadi harapan seluruh pendukung PSM," ungkap anak pasangan Syamsuddin dan Rahmadia ini.
Uniknya, debut resmi M. Rahmat bersama PSM senior justru terjadi sebelum itu. Tepatnya dalam pertandingan Copa Indonesia 2008, di mana waktu itu dia berduet dengan Julio Lopez. "Status saya masih pemain U-21. Karena dibutuhkan tim, maka untuk sementara saya ditarik ke tim senior," terangnya.
Bangga dan merasa terhormat, itu yang dirasakan M. Rahmat setelah resmi gabung PSM. Karena itu, paling tidak hingga saat ini, M. Rahmat tak pernah punya keinginan sedikitpun untuk pindah klub. Dia ingin memberikan kebanggaan kepada para pendukung tim yang bermarkas di Stadion Andi Mattalatta, Makassar,  itu sebagai balas jasa yang diberikan PSM kepadanya.
"Terus terang, ekonomi keluarga terangkat setelah saya masuk PSM. Apalagi setelah tim ini gabung LPI. Baru lima bulan, saya sudah bisa memperbaiki rumah orangtua," katanya disambung senyum.
Latihan dan Pelatih
Latihan rutin PSM digelar dua kali sehari, masing-masing pukul 08.00-10.00, dan latihan sore 15.30-17-30. Tapi, 30 menit sebelum itu para pemain sudah harus berkumpul di lapangan.
M. Rahmat punya penilaian sendiri terhadap Wilhelmus “Wim” Rijsberger, pria asal Belanda yang menukangi PSM bersama dua asistennya, Liestiadi serta Fabio de Oliviera. "Wim orangnya keras dan sangat disiplin, semua pemain harus serius saat latihan. Tapi setelah itu, dia bisa bercanda dan ketawa-ketawa juga, bisa bikin enjoy pemain," beber M. Rahmat.
Sisi baik Wim lainnya adalah pintar memotivasi pemain untuk terus mengembangkan kemampuan bermain bola dan menjaga perilaku di luar lapangan. Kendala bahasa jelas ada, tapi ada Liestiadi dan Fabio yang bisa menerjemahkan keinginan arahan Wim.
Di luar latihan, Wim meminta agar para pemain selalu menjaga nama baik klub, disiplin dalam istirahat maupun mengatur pola makanan. "Jam 10 malam harus sudah tidur, tapi pelatih tidak menekan. Mereka memberi kebebasan kepada kita, tentu bebas yang bertanggung jawab. Absen atau terlambat latihan juga didenda, kecuali punya alasan kuat," urainya.
Dengan materi pemain dan model latihan seperti itu, M. Rahmat yakin PSM kelak bisa jadi juara LPI. Tanda-tanda itu sebenarnya sudah ada, antara lain rekor menang tujuh kali berturut-turut dalam pertandingan terakhir. Raihan itu menempatkan PSM ke peringkat tiga klasemen paro musim dengan nilai 34. Mereka hanya kalah dari Persebaya 1927 dan Persema.
"Target juara jelas ada. Tapi, itu masih saya simpan di hati. Saya nggak mau gembar-gembor, tapi yakin suatu saat Tuhan pasti ngasih jalan," kata pemain yang telah mencetak delapan gol untuk PSM ini.
Hobi dan Pacar
"Hobi, apa ya? Paling cuma main gitar," jawab M. Rahmat, saat ditanya hobinya selain bermain bola. Lebih spesifik lagi, dia suka menyanyikan lagu-lagu Peterpan.
M. Rahmat tidak suka nonton bioskop atau jalan-jalan ke mal, apalagi kalau hanyak untuk cuci mata. Waktu istirahat latihan biasanya dia habiskan di kamar dengan main gitar atau baca majalah.
Jalan-jalan dengan pacar? "Ha..ha..ha.., enggaklah. Dia nggak pernah nuntut macam-macam, karena tahu betul bagaimana profesi pemain bola itu seperti apa. Saya harus banyak istirahat setelah latihan," kata striker yang mencetak gol pertama ke gawang Aceh United di Makassar, 30 Januari silam ini.
Meski mengaku sudah cocok, tapi M. Rahmat belum punya rencana meresmikan hubungannya dengan sang pacar. "Kami masih sama-sama muda. Masih banyak yang harus dikejar," katanya, memberi alasan.

(ligaprimier.co.id)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS